Bandung – Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum berharap pemerintah pusat menetapkan Hari Anak Yatim Nasional. Hal itu akan menjadi bentuk perhatian terhadap mereka.
Hal tersebut disampaikannya saat membuka Olimpiade Mini Anak Yatim yang diselenggarakan Yayasan Ruang Sosial Bersama bekerjasama dengan D’Bardaks, di Gedung Sate, Bandung, Minggu (7/7/2019).
Dalam kegiatan sosial yang menghadirkan 260 anak yatim dari sejumlah panti asuhan ini, ia menjelaskan anak yatim memiliki kedudukan yang terhormat seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
“Hari ibu ada, hari santri juga ada. Makanya kami mendorong pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Pak Jokowi agar ada Hari Anak Yatim Nasional sebagai bentuk penghormatan kita kepada mereka, bentuk penghormatan negara kepada mereka,” paparnya.
Ia memastikam, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberi perhatian khusus kepada anak yatim terutama di bidang pendidikan dan kesehatan bekerjasama dengan Baznas Jawa Barat.
Lebih lanjut, Uu memuji digelarnya Olimpiade Mini Anak Yatim karena bisa menjadi ajang hiburan bagi mereka. Selain memberi kebahagiaan, menurutnya acara inipun mampu mengasah ketangkasan dan keterampilan para penghuni panti sosial tersebut.
“Olimpiade anak yatim ini luar biasa, kita bisa berbagi kebahagiaan dan keceriaan kepada mereka,” katanya.
Uu pun mengusulkan agar kegiatan ini bisa terus dilakukan secara berkelanjutan. Sebab, menurutnya bukan tidak mungkin Olimpiade Mini Anak Yatim ini akan mencetak bibit-bibit atlet yang bisa mengharumkan nama bangsa di masa depan.
“Kalau bisa olimpiade anak yatim ini berlanjut, seperti kegiatan-kegiatan olahraga yang lain. Bahkan bisa saja se-Jawa Barat dilaksanakannya, sebelumnya diawali kegiatan di tingkat kabupaten/kota,” katanya.
Oleh karena itu, dia mendukung penetapan Hari Anak Yatim Nasional sebagai bentuk perhatian negara kepada mereka.
“Kami sangat mendukung. Cara ini semoga mampu meningkatkan perhatian semua pihak kepada anak yatim,” katanya.
Terpisah, Ketua Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)-Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Yanto Mulya Pibiwanto menilai, kepedulian pemerintah terhadap anak yatim harus ditingkatkan lagi. Sebagai contoh, dalam peringatan Hari Anak Nasional setiap 23 Juli, menurutnya anak yatim sama sekali tidak dilibatkan dalam segala hal.
Menurut dia, dalam peringatan Hari Anak Nasional pemerintah selalu menggandeng anak-anak yang notabene memiliki nasib lebih baik dibanding anak yatim. Padahal, menurutnya yang lebih membutuhkan perhatian adalah anak yatim terutama yang tinggal di panti-panti apalagi jalanan.
Dia menilai, nasib anak yatim terutama yang tinggal di panti asuhan harus menjadi pemikiran semua pihak. Selain tidak mendapatkan kasih sayang utuh dari keluarga, menurutnya tidak sedikit juga yang menjadi korban kekerasan. Tak hanya kepada anak yatim, dia pun mengeluhkan minimnya perhatian terhadap panti-panti yang mengurus anak yatim. “315 ribu anak tersebar di panti seluruh Indonesia. Namun, panti ini kurang diperhatikan,” katanya.