POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Warga Bandung menghasilkan sampah sebanyak 1.500 ton per harinya. Sebanyak 63 persen merupakan sampah rumah tangga atau sampah organik yang bisa jadi pupuk.
Kepala Bidang Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung, Lita Endang mengatakan, sebenarnya pengolahan sampah dapat dilakukan masyarakat.
Sampah anorganik (plastik dan lainnya) dan organik (sampah mudah busuk), kata dia, sebenarnya memiliki manfaat bagi masyarakat. Jika pengelolaan ini dilakukan, bisa berdampak positif bagi lingkungan.
Pihak DLHK Kota Bandung sendiri tengah mencoba mengedukasi masyarakat di Kota Bandung untuk mulai memilah sampah antara organik dan anorganik.
“Selanjutnya bagaimana mengolah agar bermanfaat dan tidak mencemari lingkungan,” terang Lita, saat ditemui Radar Bandung di Kantor DLHK Kota Bandung, Jalan Sadang Serang, Selasa (20/3).
Lita menjelaskan, pengolahan sampah di Kota Bandung sendiri sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat Bandung, namun kebanyakan, baru sampah jenis anorganik saja. Sementara untuk jenis sampah organik masih kurang.
“Padahal, jumlah sampah rumah tangga (organik) di Kota Bandung lebih banyak dibanding anorganik,” katanya.
Ia memaparkan, 63 persen sampah merupakan sampah rumah tangga. “Kalau dibuang ke sungai atau sembarangan dapat menimbulkan bau busuk,” imbuhnya.
Hingga saat ini DLHK Kota Bandung terus berusaha mengedukasi dan mensosialisasikan pengolahan sampah rumah tangga untuk diubah menjadi pupuk organik.
Sehingga sampah-sampah yang ada sudah dapat habis diolah pada tingkatan RW, dan agar tidak memenuhi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau Tempat Pembuangan Sampah (TPS).
“Ini tantangannya, bagaimana menggiring masyarakat supaya bisa memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yg lebih berguna daripada dibuang sembarangan,” ujarnya.
Lita menuturkan, pupuk organik yang berasal dari sampah rumah tangga, juga memiliki manfaat sisi ekonomis. Bahkan sekarungnya memiliki harga sekira Rp 25 ribu, terlebih pihaknya siap menampung pupuk organik yang dihasilkan oleh masyarakat.
“Pupuk organik ini sudah diuji coba dan hasilnya bagus untuk menyuburkan tanaman dan tanah. Walau baru mulai, ditingkat RW sudah bisa menghasilkan 50 Kg pupuk perhari,” pungkasnya.