POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Kota Bandung bergabung dengan komunitas International Zero Waste Cities. Karena itu, kota ini harus punya Peraturan Daerah (Perda) tentang penanggulangan sampah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Mohamad Salman Fauzi, melalui Kepala Bidang Kerjasama Teknis Oprasional, Dety Yulianti menjelaskan, Perda nomor 11, 2011, tentang pengelolan sampah saat ini sedang di godok matang-matang oleh DPRD Kota Bandung. Perda ini sudah diserahkan sejak tahun lalu.
“Dalam Perda baru nanti, konsep zero west cukup mewarnai, semoga lekas di putuskan perdanya,” kata Dety kepada Radar Bandung, di Hotel Papandayan.
Dety mengatakan hal tersebut usai konferensi pers tentang penyelenggaraan International Zero Waste Cities Conference yang akan diadakan di Kota Bandung 5-7 Maret 2018.
Lanjut Dety, saat ini dewan sudah lumayan cukup terbuka, banyak anggota dewan yang sudah memahami masalah sampah di Kota Bandung. Menurutnya, jika kota Bandung ingin lebih efisien untuk penggunaan anggaran, kesadaran pengelolan sampah harus ditekankan kepada masyarakat.
“Kalau sampah bisa selesai di rumah tanpa membuang residu ke TPA, maka tidak banyak anggaran yang nanti keluar,” terangnya.
Dety Menambahkan, jika kota Bandung lebih bersih, warga sendiri yang akan menikmatinya. Sehingga tidak mungkin jika dewan tidak mendukung.
“Perda kan dibuat untuk Bandung yang lebih bersih kedepannya, kalau saya lihat dewan cukup mendukung,” ungkapnya
DLHK kota Bandung dikatan Dety, sudah mempunyai beberapa kecamatan untuk dijadikan Roll Model Zero Waste, seperti Cibunut, Manggar, Batununggal, Cibangkong dan Gempol.
Selanjutnya, akan dilihat perharinya sampah yang di pisahkan oleh warga atau masih langsung dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
“Fokus utama yang jelas membangun kemandirian masyarakat untuk mampu mengelola sendiri sampah masing-masing,” paparnya.
Setelah beberapa kelurahan ada peningkatan, dikatakan Dety, akan mengaplikasikan Zero Waste ke beberapa kelurahan lain.
“Kalau Kadis bilang kita punya 5000 sekian RW sekarang kita buat model di 14 RW, kemudian ketika melihat model-model tadi sudah pas kami percepat ke daerah lain,” pungkasnya.
(cr3)