POJOKBANDUNG.com, BANDUNG- Ketua DPW Partai NasDem Jawa Barat, Saan Mustopa berharap parpol-parpol pendukung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur, tidak ngotot menjadikan kader partainya untuk posisi calon wakil gubernur sebagai syarat dukungan bagi Ridwan Kamil di Pilgub Jabar 2018.
“(Ridwan Kamil) sudah menemui pak Setya Novanto (Ketua Umum Partai Golkar) kemarin malam. Keputusan sudah resmi, kita diskusikan dengan Kang Emil, tidak masalah ajukan wakil. Tapi catatan, itu jangan jadi syarat mutlak, tidak mematok,” tegas Saan di Hotel Papandayan Kota Bandung Jawa Barat, Jumat malam (27/10/2017).
BACA JUGA:
Singkirkan Dedi Mulyadi, SK Golkar untuk Ridwan Kamil-Daniel Sudah Diteken Setnov
Golkar Usung Ridwan Kamil, Ini yang Akan Dilakukan Dedi Mulyadi
Seperti diketahui, Ridwan Kamil bisa dikatakan sudah di atas angin untuk melenggang ke posisi calon gubernur di Pilkada Jawa Barat 2018. Setidaknya Ridwan Kamil sudah mengoleksi 38 kursi dari Partai NasDem, PKB, PPP dan Golkar, sebagai tiket pendaftaran sebagai calon gubernur/wakil gubernur ke KPU Jawa Barat pada Januari 2018 mendatang.
PPP Punya Uu untuk Dampingi Ridwan Kamil. Tunggu Dulu, PKB Usul Begini
PKB Tolak Duet Emil-Uu dalam Koalisi Nasdem-PPP untuk Pilgub Jabar
Saan menjelaskan, pihaknya akan mengajak semua partai koalisi pengusung Ridwan Kamil untuk membahas penentuan calon wakil gubernur pendamping Ridwan Kamil. Menurutnya tidak jadi soal semua partai pendukung mengajukan figur kandidat pendamping Ridwan Kamil, asalkan tidak dijadikan sebagai syarat mutlak.
Seperti diketahui, PPP mengajukan Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum agar menjadi bakal calon wakil gubernur di Pilkada Jawa Barat 2018. Sedangkan Golkar mengajukan kadernya Daniel Muttaqien sebagai kandidat pendamping Ridwan Kamil.
Saan menegaskan, penentu siapa pendamping Ridwan Kamil baiknya Ridwan Kamil sendiri atas dasar persetujuan koalisi partai. “Semua diserahkan ke Kang Emil terkait siapa yang diputuskan,” katanya.
Adapun cara menentukan pendamping Ridwan Kamil adalah melalui mekanisme survei. Sebab, elektabilitas yang tinggi di daerah maupun di pemerintahan mestinya menjadi syarat mutlak sebagai penentu keputusan untuk dijadikan pendamping Ridwan Kamil.
“Soal kualitas, Kang Emil lah yang lebih kompeten tentukan, karena nantinya yang bersama. Mungkin kita buat mekanisme siapa pendamping, semacam beauty contest. Daya elektoral yang memadai juga untuk mendampingi kang Emil,” papar Saan.