POJOKBANDUNG.com – Memasuki musim kemarau, sebagian petani sayuran di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, memilih tak menggarap lahannya.
Hektaran lahan sayuran dibiarkan menganggur untuk sementara waktu, petani lebih menunggu musim hujan tiba.
Mereka tidak mengalihkan penanaman ke jenis sayuran lain yang cocok saat musim kemarau karena pertimbangan biaya yang harus dikeluarkan.
Salah satu petani Desa Cibodas Usep Sujana, mengatakan, kondisi tanah di wilayah Lembang sangat cocok ditanami berbagai komoditas sayuran. Asalkan ketersediaan air cukup untuk menyiram tanaman.
“Tanah di Lembang cocok untuk segala jenis sayuran. Tapi sekarang air sudah mulai susah, selain mengandalkan hujan, penyiraman di sini juga terbantu dengan air dari sungai,” ujar Usep, Kamis (27/7/2017).
Baca Juga:
Petani Mulai Resah Hadapi Kemarau, Pemerintah Harus Segera Bergerak
Musim Kemarau, Awas! Kebakaran
Usep memiliki sekitar 2.800 m2 lahan pertanian di Kampung Cicalung Desa Wangunharja. Namun lahannya berada di atas sungai berjarak 350 meter. Jika mau mengalirkan air, ia harus menggunakan pompa.
“Lahan pertanian di Cicalung terdapat sumber air dari Sungai Maribaya. Tapi keberadaan sungai tersebut tak menjamin pasokan air buat lahan saya soalnya harus dipompa pakai mesin. Sedangkan bagi petani kecil seperti saya, butuh uang lebih untuk membeli mesin pompa yang harganya capai Rp3 jutaan,” tuturnya.
Jika menggunakan pompa, lanjut dia, uang yang dikeluarkan bisa lebih besar lagi karena harus membeli bahan bakar. Dalam sekali penyiraman, bahan bakar yang dihabiskan mencapai sekitar 5 liter perhari,
“Mayoritas petani di sini sudah menggunakan mesin pompa, tapi saya enggak, modalnya kurang,” bebernya.