POJOKBANDUNG.com, BANDUNG –Kota Bandung tidak selamanya gemerlap. Sisi lain keseharian masyarakatnya, mungkin bisa tergambar dari kehidupan keseharian yang tengah dijalani seorang kakek yang tinggal di Gang Ibu Iwih RT 8/3 Kelurahan Cicaheum, Kecamatan Kiaracondong.
Tarsa (82) tinggal di sebuah rumah dengan kondisi yang begitu mengkhawatirkan. Rumah semi permanen yang reot, dengan luasnya hanya 2×3 meter. Mirisnya, rumahnya terletak di dalam komplek perumahan elit, Sweet Antapani Regency.
BACA JUGA:
Jelang Pilgub Jabar, Ridwan Kamil Terus Bermanuver, Kalau Gagal?
Inilah Ukuran Kebahagiaan Warga Bandung Versi Ridwan Kamil
Letak rumahnya hanya berada 50 meter setelah masuk gerbang pintu perumahan, di sebelah kanan tertutup ilalang, semak dan tumbuhan liar. Di dalam rumah pengapnya itu, Tarsa hanya punya kasur tipis yang biasa ia pakai untuk beristiirahat.
Jika hujan, kakek yang tinggal ditemani kucing peliharaannya itu terpaksa bergulat melawan dinginnya udara yang menerobos melalui setiap celah lubang dinding rumahnya.
Di luar rumah, terdapat dapur yang ia bikin sejadinya dengan perapian memanfaatkan kayu. Tak jauh dari sana, ada dua kandang ayam. “Saya sengaja buat kandang biar tetangga bisa menitipkannya ke saya. Soalnya saya suka suara ayam berkokok di pagi hari,” katanya.
Tarsa sudah cukup lama ditinggal sang istri di tahun 2013 lalu. Kini ia hidup sendiri. Sehari-hari Tarsa mencari uang dengan mencari barang bekas. Makan hanya dengan kudapan nasi dicampur garam dan cabai rawit sudah cukup baginya untuk mengisi energi untuk berkeliling mendorong roda butut miliknya.
Biasanya, kalau tidak lelah. Usai mencari barang bekas, sore harinya ia mengurus kebun kecil yang ditanami singkong di dekat rumahnya. Tapi, ada prinsip yang dipegang teguh olehnya. Yaitu, selama masih bernafas, Tarsa enggan berpangku tangan.