Dirut Jasa Marga Arryani mengaku pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian PUPR menyiapkan alternatif jika kemungkinan terburuk jembatan Cisomang harus ditutup, sepeti akibat curah hujan yang tinggi.
“Seandainya jembatan Cisomang ditutup sama sekali, maka kendaraan dari arah Jakarta akan diarahkan untuk keluar di KM 99,” jelasnya.
Ia mengatakan, yang menjadi hambatan lamanya perbaikan jembatan Cisomang yaitu ada beberapa faktor. Diantaranya, cuaca dan masih ada mobil bermuatan berat yang tidak mentaati aturan.
Sejak Desember, kendaraan berat non golongan I dan bus dari Jakarta dan Bandung, maupun sebaliknya tidak dibolehkan melintasi Tol Cipularang dan dialihkan ke jalur Arteri Purwakarta-Padalarang.
“Kami berharap perbaikan bisa on schedule dan pulih kembali pada bulan Maret nanti mengingat jalur ini termasuk jalur utama ke ibu kota Provinsi Jawa Barat. Kami mengimbau agar masyarakat pengguna jalan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan, demi kelancaran bersama,” pungkasnya.
Perbaikan Jembatan Cisomang sendiri mulai memasuki pemasangan borepile di tiang jembatan. Borepile digunakan untuk menyangga tiang di pilar nomor 2 (P2) yang mengalami keretakkan dan pergeseran sepanjang 57 cm.
Pondasi berbentuk tabung yang terdiri dari campuran beton bertulang dengan dimensi diameter tertentu dan dipasang didalam tanah dengan menggunakan metode pengeboran (boring). Pemasangan borepile dilakukan di 59 titik dengan kedalaman 50 meter. Pungsinya untuk perkuat pondasi pilar dan menjaga stabilitas lereng
(jar/ca)