POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Aktivitas di Statsiun Kereta Api Bandung sudah kembali normal, Senin (14/11). Sebelumnya, Minggu (13/11) luapan air setinggi 50 centimeter sempat menggenangi setiap sudut ruangan statsiun termasuk rel perlintasan yang mengakibatkan terhambatnya waktu keberangkatan. Kini karyawan PT KAI dan para penumpang di Statsiun Bandung sudah kembali beraktivitas seperti sedia kala.
Manajer Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi II Bandung, Ilud mengatakan, banjir kemarin merupakan yang terparah dibandingkan sebelumnya, akibatnya keberangkatan atau kedatangan kereta api tertunda karena mau tidak mau Kereta Api dilarang beroprasi dengan alasan keselamatan.
“Hanya kemarin terlambat satu atau dua jam dari jadwal, sekarang setiap kereta sudah beroperasi kembali,” jelasnya kepada Radar Bandung saat ditemui di ruang kerjanya, Jalan Statsiun Barat Kota Bandung, Senin (14/11).
Ilud mengungkapkan, akibat banjir yang sudah menggenangi setiap sudut statsiun, hujan deras disertai angin kencang di kawasan statsiun juga mengakibatkan sebuah atap parkir kendaraan ambruk. Timpal Ilud, memang tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut melainkan hanya kerugian materil saja.
“Ini merupakan kejadian pertama kali air masuk ke setiap ruangan kemudian ambruknya atap parkir,” tuturnya.
Ditanya soal kerugian yang dialami PT KAI akibat keterlambatan keberangkatan dan ambruknya atap parkiran, Ilud mengatakan, pihaknya belum bisa memberikan informasi secara pasti karena masih menunggu pemeriksaan dan perawatan.
“Kemarin kami sudah anjurkan pada penumpang untuk mengembalikan tiket bila memang berniat membatalkan perjalanan, tapi mereka mengerti banjir itu musibah tidak bisa di prediksi, selain itu bila mau pergi menggunakan kendaraan lain (bis) semua akses tertutup karena banjir d mana-mana sedangkan untuk atap kanopi masih menunggu perbaikan,” paparnya.
Salah seorang penumpang Ratih (28), mengatakan, bila harus memilih dirinya lebih baik memesan tiket keberangkatan di pagi hari dibandingkan menjelang sore hari, terlebih menghadapi musim penghujan yang sulit ditebak.
“Namanya juga musibah mau bagaimana lagi, sebisa kita antisipasi tetap aja akan terjadi,” tandasnya.(arh)