POJOKBANDUNG.com CIMAHI – Nasabah Bank Sampah Induk Cimahi (Samici) meningkat tajam dalam dua tahun terakhir. Saat ini tercatat sekitar 700 nasabah dari sejak awal berdiri di bulan Oktober tahun 2014 yang hanya 50 nasabah.
Keberadaan Bank Samici pun membuat masyarakat sudah mulai mau dan bisa memilah sampah. Demikian disampaikan Direktur Bank Samici Warso Wijaya di Kantor Induk Bank Samici, Jalan Usman Dhomiri, belum lama ini.
“Setiap bulan, pada nasabah itu menghasilkan 20-30 ton sampah bernilai jual, yang nilainya setara dengan Rp 20-30 juta,” ujarnya.
Perkembangan nasabah pun diikuti oleh sebaran nasabah rata-rata tersebar 40 nasabah di 82 unit bank sampah di seluruh wilayah Kota Cimahi.
“Awalnya itu kurang dari 10 unit, sekarang sudah 82 unit. Kami memang banyak menganjurkan untuk dibuatkan unit. Misalkan di suatu RW dibikinkan satu unit bank sampah,” katanya.
Pembuatan unit-unit bank sampah tersebut bertujuan untuk memudahkan dan memaksimalkan pengangkutan sampah ke Kantor Induk Bank Samici karena pihaknya baru mempunyai dua unit kendaraan roda tiga untuk kendaraan operasional pengangkutan sampah.
“Kalau di unit itu sampah yang sistem pengangkutan sampah tersebut, jika sudah mencapai kapasitas angkutan, masyarakat bisa meminta pihak Bank samici untuk menjemput sampahnya,” sebutnya.
“Rencananya Dinas Kebersihan dan Pertamanan akan memberikan kendaraan pick up roda empat buat kami. Mudah-mudahan sebelum akhir tahun sudah terealisasi, karena itu sangat membantu kami dan pelanggan,” tambahnya.
Adapun sampah yang bisa diterima Bank samici yaitu sekitar 60-70 jenis sampah, termasuk logam, plastik, kertas, elektonik, bahkan styrofoam. Dalam sebulan, sekitar 20-30 ton sampah yang ditabung masyarakat, dengan nilai Rp 20-30 juta.
Terkait proses sampah, Warso mengatakan Bank Samici masih berposisi sebagai pengumpul sampah saja. Karena, mesin pencacah sampah dan mesin pres sampah belum dimiliki Bank samici.
Selama ini, untuk proses pengolahan sampah dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak ketiga.
Ia berharap, di kemudian hari banyak masyarakat yang semakin sadar untuk memilah sampah.
“Makanya, mesin pencacah atau mesin pres itu kami perlukan. Terutama mesin pres, karena trennya itu sekarang pabrik-pabrik menerima sampah yang sudah dipres,” katanya.
Warso berharap, Bank Samici yang saat ini statusnya berada di bawah Seksi Kebersihan, Lingkungan, dan Jalan di Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Cimahi dapat diubah menjadi Unit Pelaksana Teknis.
“Kalau UPT Pengolahan Sampah, jadinya kan nanti bisa lari ke badan usaha daerah di bidang persampahan,” ucapnya. (bbb/bas)