POJOKBANDUNG.com, BANDUNG–Satpol PP Kota Bandung menertibkan 30 bangunan liar di Jalan Banten, Kecamatan Batununggal, Kamis (6/10).
“Kami sudah memberikan surat peringatan kepada 52 KK yang menghuni 30 bangunan di kawasan tersebut,” ujar Kepala Satpol PP Kota Bandung Edi Marwoto.
Namun, lanjut Edi, warga tidak mengindahkan surat peringatan pengosongan rumah tersebut, meski sudah diberikan seminggu lalu ini.
“Kami terpaksa melakukan penertiban ini, karena warga yang sudah tinggal bertahun-tahun di lahan milik Pemkot Bandung ini, tidak mau direlokasi,” paparnya.
Setelah selesai pembongkaran, kata dia, pihaknya nanti akan meminta bagian aset untuk menutup akses ke lokasi sehingga tak ada warga yang membangun lagi.
Sebenarnya, kata Eddy, pada saat pembongkaran tahap pertama, Pemkot sudah menawarkan tempat ke warga. Namun, sebagian besar menolak dipindahkan ke Rusunawa Rancacili. Begitu juga, saat Pemkot Bandung memberikan dana kerohiman, mereka menolak.
“Dana kerohiman yang ditawarkan Pemkot, Rp 5 juta per KK. Sudah berapa kali ditawarkan, tapi warga ingin ganti rugi yang tidak masuk akal padahal mereka ilegal,” terangnya.
Saat proses penertiban bangunan dilakukan, sempat terjadi perlawan dari warga. Mereka terus berteriak dan menangis. Bahkan, rasa kekecewaan terhadap Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pun mereka ungkapkan dengan penuh emosi.
“Aing mah nyesel milih Ridwan Kamil, nyaho kieu moal milih (saya mah menyesal pilih Ridwan Kamil, tau seperti ini tidak milih, red),” ujar salah seorang wanita yang tengah menggendong anaknya di sela-sela proses pembongkaran.
Mereka pun terus berteriak dan melontarkan sumpah serapah kepada para petugas gabungan yang sedang melakukan penertiban. Bahkan, mereka kini tak percaya lagi terhadap Ridwan Kamil sebagai Walikota Bandung setelah tempat tinggalnya dihancurkan oleh alat berat.
“Moal percaya deui ka Emil urang mah, mana ongkohna rek sejahterakeun rakyat tapi kieu. (Tidak akan percaya lagi ke Emil saya mah, mana katanya mau sejahterakan rakyat tapi gini, red),” teriak salah seorang warga. (mur)