POJOKBANDUNG.com, BANDUNG–Untuk mengurangi kemacetan, Pemkot Bandung kembali meluncurkan program Jumat Ngangkot, yakni gerakan untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi.
“Kami meluncurkan Jumat Ngangkot, untuk mengurangi kemacetan. ?diharapkan dapat mengubah gaya hidup masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum,” ujar Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, kepada wartawan, Kamis (18/8).
Menurut Ridwan Kamil, sumber kemacetan terbesar di Kota Bandung salah satunya disebabkan banyaknya kendaraan pribadi yang digunakan warga.
“Jadi setiap saat upaya meningkatkan penggunaan transportasi publik akan kota kampanyekan. Bahwa mobilitas bisa dengan berbagai cara tidak hanya selalu mengandalkan kedaraan pribadi,” kata Ridwan Kamil.
Menurut Ridwan Kamil, seharusnya angkot ?menjadi salah satu transportasi umum yang murah. Sehingga dapat menghemat pengeluaran seseorang untuk berangkat menuju sekolah, kantor, atau tempat tujuan lainnya.
“Tujuan utamanya adalah mengurangi kemacetan. Mengingat banyak warga yang komplain tentang kemacetan yang kadang penyebabnya berasal dari diri masing-masing yang ternyata menggunakan kendaraan pribadi,” paparnya.
?
Sehingga, lanjut Ridwan Kamil, bukan masalah angkotnya yang menjadi penunjang warga, melainkan tidak menggunakan kendaraan pribadi.
“Bisa pergi dengan angkot, sepeda atau berjalan kaki,” tambahnya.
??
Meski demikian, ia mengaku kendala warga malas menggunakan angkot adalah ketidakseragaman pelayanan yang diberikan. Masih banyak angkot yang dianggap tidak nyaman karena kotor, sering ngetem, ataupun sopir yang ugal-ugalan.
“Kendalanya keseragaman pelayanan tidak seragam karena dimiliki pengusaha pribadi. Ada angkot yang ada wifi-nya ada juga sopirnya yang brengsek. Supir ngerokok, tidak ada tempat sampah dan lain sebagainya,” tutur Ridwan Kamil.
Gerakan Jumat Ngangkot untuk mewujudkan rencana Bandung Urban Mobilty Project. Salah satunya menekankan transportasi publik sebagai gaya hidup ala teknopolis.
Sementara, Kepala Dinas Perhubungan (kadishub) Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan, semangat program Jumat sepeda pada dasarnya adalah mengurangi kadar CO (carbon monoksida) di udara.
“Semangatnya mengurangi global warming, karena dalam 100 tahun terakhir suhu dunia meningkat 0,6 derajat,” ujar Didi Rurwandi.?
Di Kota Bandung sendiri, ini merupakan salah satu upaya untuk mengurangi kemacetan. Pada dasarnya semangatnya tidak menggunakan kendaraan pribadi.
“Karena pada dasarnya, tidak ada rumusnya, bisa mengurangi kemacetan dengan menggunakan kendaraan pribadi,” tambah Didi.
Karenanya Kota Bandung melaunching Jumat Ngangkot, dan diiringi dengan sayembara berfoto selfie di angkot.
“Bagi warga yang berfoto selfi bisa mengirimkan hasil jepretan ke @bdgecotransport, untuk nantinya dipilih satu dan mendapatkan hadiah,” terang Didi.
Didi mengatakan, konsep awalnya, masyarakat bisa mengirim foto pada hari Jumat saja. Namun, baru akan diumumkan pada jumat berikutnya.
“Tapi kemungkinan, tiap hari bisa bisa mengirim foto ke kami,” tegasnya.
Sebenarnya, lanjut Didi, yang paling penting bukan Jumat Ngangkot, melainkan tidak menggunakan kendaraan pribadi.
“Jadi ke tempat tujuan, bisa menggunakan sepeda, jalan kaki atau berkendaraan umum,” tambahnya.
Ke depan, rencananya sopir biaya oprasional angkot akan dibiayai oleh APBD. Sehingga, angkot tidak memikirkan setoran. Namun dengan syarat, angkot sampai ke tujuan tepat waktu.
“Kalau gak tepat waktu ya tidak akan kami bayar,” tutur dia.
Namun, itu baru konsep, masih belum dibicarakan dengan Wali kota maupun dewan.
“Karena kan kalau untuk menggunakan dana APBD harus atas persetujuan dewan,” terangnya.(mur)