POJOKBANDUNG.com, BANDUNG – Rencana pembangunan Jalan Tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya (Cigatas)semakin mendekati kenyataan. Bahkan, pembangunan jalan bebas hambatan itu akan disambungkan hingga Ciamis, Banjar, dan Pangandaran. Selain itu, Jalan tol tersebut juga direncanakan bakal disambungkan hingga ke Yogyakarta.
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan, saat ini sedang dilakukan feasibility study (FS) pembangunan Jalan Tol Cigatas. Diharapkan, FS yang menggunakan dana APBD Provinsi Jabar ini akan tuntas pada bulan depan, untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam Program Pembangunan Jalan Tol Proyek Strategis Nasional.
Iwa menjelaskan, saat ini pihaknya terus berkoordinasi baik dengan pemerintah pusat maupun kabupaten/kota. Upaya sinkronisasi ini dilakukan untuk percepatan pembangunan jalan tol tersebut.
Berkaca pada pembangunan jalan tol sebelumnya, berbagai persoalan yang memakan waktu sering terjadi karena tidak maksimalnya sinkronisasi antar pihak terkait itu. “Sesuai arahan Presiden, harus ada harmonisasi antara pusat, provinsi, dan kabupaten/kota. Kami melakukan koordinasi lanjutan untuk mempercepat proses, baik pelaksanaan FS maupun konstruksi,” kata Iwa.
Iwa menjelaskan, hingga saat ini terdapat tiga alternatif trase pembangunan jalan tol yang menghubungkan Kota Bandung dengan Banjar sejauh 100 kilometer itu. Trase pertama yakni Gedebage-Majalaya-Nagreg-Limbangan-Cibatu-Malangbong-Rajapolah-Tasikmalaya-Ciamis-Banjar.
Kedua, Gedebage-Majalaya-Nagreg-Limbangan-Cibatu-Garut-Singaparna-Tasikmalaya-Ciamis-Banjar dan ketiga Gedebage-Majalaya-Nagreg-Limbangan-Garut-Tasikmalaya-Ciamis-Banjar.
Masing-masing trase itu memiliki kekurangan dan kelebihan mengingat kondisi alam yang berbeda. Trase pertama kondisi tanahnya berbukit, tidak rawan longsor, dan tidak memotong sawah.
Trase kedua memiliki kontur tanah berbukit, tidak rawan longsor, tapi memotong sawah sehingga terdapat kondisi tanah yang lunak. “Kalau trase ketiga tanahnya berbukit, rawan longsor, tapi tidak memotong persawahan,” ujarnya.
Melihat kondisi itu, Iwa menduga trase pertama akan menjadi pilihan untuk pembangunan jalan tol tersebut. Selain memiliki kondisi lingkungan yang baik, pembangunan trase pertama pun akan membutuhkan biaya paling sedikit.
“Rekapitulasi pembiayaannya, untuk alternatif pertama biaya keseluruhannya 5,14 triliun (Rupiah), alternatif trase kedua 5,374 triliun, dan ketiga 5,86 triliun,” ujarnya.
Untuk pembiayaannya, pemerintah pusat melalui APBN akan bertanggung jawab untuk pembebasan lahan. Sementara pembangunan fisiknya akan diserahkan ke investor melalui lelang investasi.
Saat ini, lanjut Iwa, terdapat investor asal Malaysia dan Korea yang sudah menyatakan ketertarikannya. “Selain membiayai FS, pemprov hanya membantu fasilitasi, percepatan, dan koordinasi apabila ada masalah,” katanya seraya menyebut pembangunan jalan tol ini sudah masuk ke dalam rencana tata ruang dan wilayah provinsi dan setiap kabupaten/kota yang terlintas.
Jika sudah terbangun, lanjut Iwa, jarak tempuh Bandung-Banjar hanya akan memakan waktu sekitar 60 menit. Bahkan, jika jalan tol ini jadi disambungkan ke Pangandaran, jarak tempuh Bandung-Pangandaran hanya sekitar dua jam. (agp)