POJOKBANDUNG.com, KULINER— Suara bedug buka puasa masih sekitar satu jam lagi. Namun, puluhan orang beragam usia sudah memadati jajanan di sudut Jalan Kliningan, Buah Batu, Bandung. Ditemani rintik hujan, puluhan orang ini rela untuk mengantre.
Sambil menungu waktu buka buasa perdana, puluhan orang ini memadati gerobak dorong es goyobod Gokil milik Arif. Menanti minuman khas sunda ini untuk siap dibawa pulang. Bagi masyarakat Bandung, Jalan Kliningan sudah identik dengan es goyobod.
Jika sekilas, tak ada perbedaan antara es goyobod dan es campur seperti biasanya. Minuman ini terbuat dari es serut, santan, gula yang dicairkan, dan hunkwe serta susu. Bahan lainnya termasuk alpukat dan kelapa yang diparut. Ada satu pelengkap yang mungkin jadi pembeda dengan es campur biasanya, yakni pudding sagu aren yang dipotong berbentuk dadu.
Menggunakan gerobak dorong tak membuat cita rasa jajanan kaki lima ini disepelekan, bahkan bisa bersaing dengan resto dan kafe yang bergaya modern. Letaknya yang cukup strategis dekat kampus ISBI, membuat es goyobod milik Arif ini, mudah dicari dan tak pernah sepi pembeli.
Setiap harinya Arif bisa menjual es goyobod Kliningan sampai 1.000 porsi di hari biasa. Menurut Arif, di bulan Ramadan penjualannya bisa meningkat drastis hingga berkali-lipat “Di bulan ramadan penjualan bisa sampai dua ribu porsi lebih,” jelas Arif.
Minuman segar yang secara fisik mirip dengan es campur dan es doger ini konon awalnya dikenal sebagai minuman dingin khas kota dodol, Garut. Namun, seiring berjalan waktu minuman ini cukup akrab bagi lidah warga Bandung. Hanya dengan Rp 5.000 per porsinya, Anda bisa membawa pulang dan menikmati kesegaran es goyobod Jalan Kliningan ini. (calam)