Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N. Mande menyebutkan pihaknya belum menentukan sikap terkait perbedaan harga antar kota tersebut. ”Tapi kita menghormati variasi tersebut, tapi kami inginnya seragam,” jelasnya.
Jika, terjadi perbedaan harga antar ritel menurutnya akan membingungkan bagi para anggota asosiasinya. Meski demikian, pihaknya akan mendiskusikan kepada KLHK dan para anggota baik untuk menyesuaikan permintaan atau merevisi kembali harga tersebut.
”Harga tersebut merupakan angka dibawah produksi yang terjangkau bagi seluruh masyarakat,” jelasnya. Pihaknya pun tak menutup kemungkinan jika harga tersebut secara bertahap akan dinaikkan. Langkah awalan ini menjadi sebuah tombak dalam mengedukasi masyarakat untuk peduli terhadap pengurangan kantong plastik.
Roy pun menyebutkan bahwa APRINDO juga menunggu terkait aturan mekanisme pembayaran kantong plastik dari pemerintah. ”Yang masuk ke retail sebagai CSR, mana untuk pemerintah yang ditujukan kepada masyarakat khususnya,” ungkapnya.
Tak hanya itu, pihaknya pun menyebutkan bahwa komitmen kantong plastik berbayar ini pun disetujui secara massif oleh seluruh retail di Indonesia. ”Meski tak masuk dalam 23 kota yang disebut, banyak retail yang mendukung komitmen ini,” jelasnya.
Sementara, di Kota Bandung kantong plastik dihargai Rp 200. “Sekarang kita berlakukan dulu Rp200, nanti Juni akan kita evaluasi, kalau tidak masalah akan kita naikkan harganya,” ujar Walikota Bandung, Ridwan Kamil.(lus/mia/wir/mur)